BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
P3K merupakan sebuah
pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja
tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika
kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung
praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan
yang salah pada korban. Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk
dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat
mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis,
sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan
adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau
dokter terdekat.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud P3K?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?
Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat
dan tepat.
2. Mencegah terjadinya
kesalahan saat member pertolongan jika terjadi kecelakaan dan mencegah
penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan
yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
v PENGERTIAN P3K
PertolonganPertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama
yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau
penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat
rujukan atau Rumah sakit. P3k yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat
pada korban, sebelum pertolongan pertama yang lengkap diberikan oleh dokter
atau petugas kesehatan lainnya.
P3k diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan korban,
mencegah cidera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya tahan
korban, dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa
peralatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan tetapi
kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
v TUJUAN P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
a Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
1.
Memperhatikan kondisi dan keadaan
yang mengancam korban
2.
Melaksanakan Resusitasi
Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
3.
Mencari dan mengatasi
pendarahan
b. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
1.
Mengadakan diagnose
2.
Menangani korban dengan
prioritas yang logis
3.
Memperhatikan kondisi atau
keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
c. Menunjang penyembuhan
1.
Mengurangi rasa sakit dan
rasa takut
2.
Mencegah infeksi
3.
Merencanakan pertolongan
medis serta transportasi korban dengan tepat
v Prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
a)
Pastikan Anda bukan menjadi
korban berikutnya. Sering kali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila
kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu
apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
b)
Pakailah metode atau cara
pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan.
Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung
lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.
c)
Biasakan membuat cataan
tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban,
tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
v Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan
Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi
tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat
luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan
korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari
sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa
yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan
denyut jantung korban.
v PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama
yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Pendarahan berat
d. Shock
e. Ketidak sadaran
f. Pendaraahan ringan
g. Patah tulang atau cedera lain
v TINDAKAN PERTAMA SAAT MENEMUKAN KORBAN
a. Pastikan ABC korban telah
stabil, kalau perlu lakukan RJP
b. Mengadakan diagnosa
(mendapatkan informasi tentang keadaan korban)
1. Riwayat
Yaitu cerita tentang
bagaimana insiden itu terjadi, bagaimana cedera atau penyakit yang didera.
Tanyakan kepada korban bila sadar dan atau saksi mata.
2. Petunjuk luar
Semua petunjuk yang mungkin
ada pada korban seperti catatan medis korban, obat-obatan yang dibawa korban
3. Keluhan
Adalah sesuatu yang
dirasakan atau dialami atau dijelaskan oleh korban seperti mual, nyeri panas,
dingin atau lemah. Hal itu harus ditanyakan dan dicocokkan dengan diagnose
lainnya
4. Gejala
Adalah rincian dari
pengamatan yang anda lihat, cium dan raba dalam suatu pemeriksaan korban
(pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki)
c. Melakukan pertolongan dan
perawatan terhadap hasil diagnosa diatas sesuai dengan prioritas pertolongan.
v KELUHAN DAN GEJALA PENYAKIT ATAU DERITA
a. Keluhan yang mungkin
diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut,
panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan
abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah,
gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.
b. Gejala yang mungkin
dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri,
gerakan dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi
bila disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot,
bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas
gigitan, bekas muntahan, dll.
c. Gejala yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh
abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas (perubahan
bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
d. Gejala yang mungkin
didengar:
Misalnya: napas bising atau
sesak, rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.
e. Gejala yang mungkin
dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol,
gas atau uap, asap atau terbakar.
v EVAKUASI KORBAN
Evakuasi adalah untuk
memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang
prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari
bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Dalam melaksanakan proses evakusi
korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi
korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu
untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung
tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong
apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban sadar dan tidak
terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapah apabila korban tanpa luka di
bahu atas, di panggul atau digendong atau bahkan juga bisa dilakukan dengan
merayap posisi miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban ,
maka korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan berpegangan, Model
membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut korban dengan model membawa kereta.
Cara yang digunakan untuk
mengangkut korban di atas merupakan cara alternatif saja. Tetapi kalau ada alat bantu seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain
keras/ponco/jaket lengan panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga
tidak banyak terkuras, beban terasa ringan
v Fungsi dan Cara
Penggunaan Obat / Alat dalam Kotak P3K
Setiap Obat ataupun peralatan yang terdapat di dalam Kotak P3K memiliki fungsinya
masing-masing dalam memberikan Pertolongan Pertama kepada korban kecelakaan
atau korban serangan Penyakit mendadak sebelum datangnya bantuan medis. Berikut
ini adalah Fungsi serta cara penggunaan Perlengkapan (Obat/Alat) yang terdapat
dalam Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) :

a)
Kasa Steril
terbungkusKasa Steril digunakan untuk menutupi
luka yang telah dibersihkan. Lipat Kasa Steril untuk menyesuaikan ukuran lebar
Kasa dengan ukuran Luka, Tutup Luka tersebut dan rekatkan dengan menggunakan
Plester.
b)
Perban
Terdapat 2 Ukuran lebar
Perban dalam Kotak P3K, diantaranya adalah 5cm dan 10cm. Perban berfungsi untuk
membalut luka yang sudah ditutup dengan Kasa Steril dan juga sebagai bantalan
menghentikan luka pendarahan.
c)
Plester
Plester digunakan dalam
Kotak P3K adalah plester yang berukuran 1,25cm yang berfungsi untuk merekatkan
luka yang telah ditutupi dengan kasa atau perban.
d)
Plester Cepat
Plester Cepat digunakan
untuk menutupi Luka Kecil. Plester Cepat pada umumnya sudah terdapat Kasa
bantalan yang diberi obat luka, Contoh Plester Cepat diantaranya adalah
Hansaplast.
e)
Kapas
Kapas dalam Kotak P3K
digunakan untuk membersihkan Luka dan juga sebagai bantalan Luka. Setelah
membersihkan luka dengan kapas, harus pastikan tidak ada Kapas yang tersisa
pada luka.
f)
Kain Segitiga / Mittela
Kain Segitiga atau Mittela
digunakan untuk membalut luka pada kepala dan juga dapat digunakan untuk
membalut gendongan tangan.
g)
Gunting
Gunting adalah alat yang
digunakan untuk menggunting perban, pleaster ataupun yang lainnya agar sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
h)
Peniti
Fungsi Peniti adalah untuk
merapikan balutan.
i)
Sarung Tangan sekali pakai
(Pasangan)
Sarung Tangan digunakan
untuk melindungi tangan petugas P3K agar tidak terjadi Kontak langsung dengan
luka korban dan juga untuk melindungi tangan dari bahaya terkena bahan kimia
j)
Masker
Masker digunakan sebagai
alat perlindungan terhadap pernafasan untuk petugas P3K sendiri maupun korban.
Penggunakan Masker yang baik adalah menutupi hidung dan mulut.
k)
Pinset
Pinset adalah alat yang
digunakan untuk mengambil alat steril ataupun benda asing (kotoran) pada Luka.
l)
Lampu Senter
Lampu Senter dipergunakan
untuk memperjelas dalam melihat luka ataupun pupil mata korban pingsan. Jika
Mata Pupil tetap melebar atau antara pupil kanan dan pupil kiri tidak sama
berarti korban benar-benar pingsan, tetapi apabila pupil mata mengecil saat
disinari berarti korban masih sadar.
m)
Gelas
untuk cuci MataGelas diperlukan untuk mencuci
atau membilas mata dari kotoran atau kontak bahan kimia. Tempelkan gelas
menutupi mata, buka mata dengan lebar dan gerakkan mata, bilas sampai bersih.
n)
Kantong Plastik Bersih
Kantong Plastik digunakan
sebagai tempat untuk menampung bekas-bekas perawatan luka.
o)
Aquades (100ml Larutan
Saline)
Aquades dengan larutan
Saline digunakan untuk membersihkan kotoran dari Mata dan juga dapat digunakan
untuk membersihkan luka.
p)
Povidon Iodin
Povidon Iodin adalah obat
antiseptik digunakan untuk mengobati luka tersayat atau tergores yang tidak
dalam. Oleskan Povidon Iodin pada bagian
luka. Jenis Obat Povidon Iodin yang sering ditemukan di pasaran diantaranya
adalah Betadine.
q)
Alkohol 70%
Alkohol 70% digunakan
sebagai antiseptik luka dan juga dapat digunakan sebagai perangsang orang yang
pingsan.
r)
Buku Panduan P3K
di tempat kerjaBuku yang
dipergunakan sebagai panduan dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Isi dari buku tersebut diantaranya adalah cara-cara melakukan pertolongan
pertama pada patah tulang, luka bakar, korban keracunan, serangan asthma,
korban pingsan, sumbatan nafas, terpapar bahan kimia, Evakuasi Korban dan lain
sebagainya.
v Pembalutan
Tujuan dari
pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada
sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan
pembalutan adalah:
1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya,
debu, kotoran, dll.
2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam
pembalutan:
1.
Pembalutan
segitiga atau mitela

Pembalut
segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis,
lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu
sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm
sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2.
Pembalut
Plester

Digunakan
untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut
meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat
untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3.
Pembalut
Pita Gulung.

4.
Pembalut
Cepat.

Pembalut ini
siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
Indikasi Pembalutan:
Menghentikan
pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
Bentuk
dan Anggota Tubuh yang Dibalut:
1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil
ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan
pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian
v Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk
mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.Tujuannya, menghindari
gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang
patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat,
kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena
merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.
Alat-alat
bidai:
1. Papan, bamboo, dahan
2. Anggota badan sendiri
3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut
Kecelakaan
yang sering terjadi adan cara pertolongannya
1.Pendarahan
a) Tindakan terhadap Pendarahan luar
1) Menekan
dengan Pembalut Tekan Cara melakukannya: di atas luka diletakkan kain kasa,
kemudian dibalut dengan kain pembalut. Kain kasa akan menutupi dan menekan
darah yang keluar. Pendarahan vena dan pendarahan yang tidak berat dapat
dihentikan dengan cara tersebut. Kalau tidak ada kain kasa, dapat juga
dipergunakan sapu tangan yang bersih. Jika terjadi pendarahan tangan atau di
kaki, tangan atau kaki harus diangkat ke atas

2) Menekan
dari tempat tekanan' Kalau terjadi pendarahan arteri dan pendarahan lain yang
tidak dapat di hentikan setelah 5 menit dengan pembalut tekan, maka tekanan
harus dilakukan pada tempat-tempat tertentu, yaitu tempat dimana arteri
menyilang pada tulang. Tempat yang harus ditekan, yaitu tempat antara luka dan
jantung, tempat yang paling dekat dengan luka arteri menyilang tulang. Setelah
pendarahan berhenti,lakukan penekanan dengan pembalut tekan.
Tempat-tempat
yang ditekan adalah pangkal arteri yang terluka. Jadi, tujuan penekanan ini
adalah untuk menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh arteri yang
robek

3) Menahan
pendarahan dengan tourniquet Menahan pendarahan dengan tourniquet hanya dapat
dilakukan ada bahayanya. Jika penolong menggunakan tourniquet, ia harus segera
diberitahukan kepada dokter, bahwa ia menggunakan tourniwuat dalam keadaan yang
memaksa sekali, karena penggunaan tourniquet



1.
Perdarahan
Nadi (Arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur sesuai dengan
denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan
ini sulit untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan
pengendalian perdarahan hingga diperoleh bantuan medis.
2.
Perdarahan
Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun terlihat luas
dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun
perdarahan balik ini juga berbahaya jika terjadi pada perdarahan vena yang
besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke dalam pembuluh darah melalui
luka yang terbuka.
3.
Perdarahan
Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes
perlahan. Ini karena pembuluh kapiler adalah pembuluh darah terkecil dan hampir
tidak memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan, biasanya akan membeku sendiri.
Darah yang keluar biasanya berwarna merah terang seperti darah arteri atau juga
bisa gelap seperti darah vena.
2.LUKA
Pada
dasarnya luka yang ditimbulkan karena kecelakaan dibagi menjadi 4 macam.
Diantaranya luka sayatan, luka tusukan, luka goresan, dan luka memar.
1.Luka
Sayatan
Luka ini dikarenakan sebagian dari anggota
tubuh tersayat oleh suatu yang tajam.
Hal ini menjadikan kulit terbuka ( kulit robek ). Sehingga jika tidak
segera dirawat akan lebih mudah menimbulkan infeksi. Terbuknya kulit
menimbulkan perdarahan disekitar luka, dan menyebabkan timbulnya rasa nyeri.
Jika luka sayatan dalam, darah dan cairan tubuh akan keluar dengan cepat
sehingga dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan diikuti penurunan fungsi –
fungsi organ.
2. Luka tusuk
Luka karena tusukan menyebabkan rusaknya
lapisan epidermis dan jaringan di bawahnya atau organ yang lebih dalam. Sangat
beresiko mengalami infeksi karena
masuknya benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh. Menyebabkan perdarahan dalam
dan luar yang menimbulkan rasa nyeri. Jika tusukan terkena organ dapat
menyebabkan hilangnya fungsi organ secara sementara ataupun permanen.
3.Luka goresan ringan
Luka goresan biasa terjadi karena gesekan
kulit dengan permukaan benda lain. Gesekan ini menyebabkan adanya kerusakan
kulit pada bagian permukaan ( superficial ) yang tidak terlalu dalam, hanya
mengenai bagian epidermis saja. Sedang jaringan yang di bawahnya aman ( tidak
rusak ). Luka seperti ini tidak menggangusuplay darah dari pembulu darah utama,
akan tetapi kewaspadaan akan resiko infeksi harus tetap ditegakkan.
4.Luka memar
Luka memar
atau luka tertutup adalah luka yang disebabkan karena benturan atau terpukul
dengan benda tumpul dengan tekanan yang sangat keras. Tekanan ini menyebabkan pecahnya pembulu
darah pada jaringan yang terpukul, atau dengan kata lain perdarahan internal.
Biasanya ditandai dengan luka lebam kebiruan disekitar luka memar. Adapun tips
untuk pertolongan pertama yang bisa diberikan,
1. Pada luka
sayatan dan goresan ringan - Bersihkan tangan terlebih dahulu dengan sabun anti
septic, kalau ada bisa digunakan alcohol 70 % atau alcohol gel sebelum
membersihkan luka. - Tekan sekuat mungkin pada daerah yang terjadi luka selama
10 menit untuk mengurangi perdarahan. - Jika perdarahan masih berlangsung,
posisikan bagian tubuh yang terluka dalam posisi yang lebih tinggi dari
jantung. - Oleskan salep antibiotic pada luka. - Tutup luka dengan selapis kasa
perban setelah teroleskan anti biotic.
2. Pada luka tusukan yang menyebabkan
perdarahan ringan - Pada luka ringan, biarkan darah mengalir keluar untuk
membersihkan / mengeluarkan mikro oragnisme yang dibawa oleh benda “penusuk” -
Usahakan untuk segera membuang benda penusuk yang masih berada / tertinggal
didalam tubuh. - Bersihkan dengan rivanol 2 – 4 kali dalam sehari, kemudian
keringkan dengan kasa steril kering dan oleskan krim anti biotic. 3. Pada luka
memar - Usahakan segera kompres dengan air dingin ( es ), dan pertahankan
kompres selama 10 menit dengan sedikit memberikan tekanan untuk mengurangi
edema ( pembengkaan ). - Istirahatkan daerah yang memar pada posisi diatas
posisi jantung. - Dua hari setelah trauma, gunakan kompres hangat selama 20
menit 3 kali dalam sehari. (Hal ini meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh
yang terjadi luka, sehingga proses penyembuhan berlangsung lebih cepat.Selain
itu juga meningkatkan jumlah pengiriman leukosit dan antibiotic ke daerah
luka.) - Perlu diingat; “ jangan sekali – kali membebat luka memar “ karena hal
ini dapat memperpanjang proses penyembuhan. Hal – hal penting yang harus
diperhatikan dalam penangan luka,
Hilang
kesadaran setelah terjadi luka, “ perlu segera mendapatkan pertolongan ke
petugas pelayanan kesehatan “
Terkadang
sering diikuti oleh syok ( kringat dingin & kulit pucat ), usahakan untuk
selalu tenang, jika anda sebagai penolong , “ tenangkan orang yang anda tolong
“.
Perdarahan
yang terjadi sangat hebat atau darah mengucur sangat deras, “ Lakukan pembebatan
pada luka untuk menekan perdarahan & segera cari pertolongan “
Peradarahan
masih berlangsung selama lebih dari 10 menit – 20 menit mengindikasikan luka
yang dalam.
“Awas
bahaya“, luka sayat atau luka tusuk yang kedalamannya mencapai otot / tulang /
terletak pada kepala atau wajah.
“Awas
bahaya”, luka sayatan yang panjangnya lebih dari 1 sentimeter dan terletak di
bagian lekuk tubuh ( lutut, siku, dan sebagianya )
“Perhatikan”.
Terjadi infeksi dengan tanda – tanda;
Demam /
meriang
Kemerahan
disekitar luka
Bertambah
bengkak, nyeri, dan kekakuan disekitar luka
“Jika
menjumpai tanda – tanda diatas segera usahakan untuk mencari pertolongan pada
petugas pelayanan kesehatan agar segera mendapatkan pertolongan”
BENTURAN, KESELEO DAN DISLOKASI
SENDI
(Benturan,
keseleo, dan dislokasi sendi)
Pengertian
benturan dan keseleo kadang masih dipakai secara tumpang tindih untuk
pengertian yang sama, karena tanda-tanda yang timbul dari gejala ini banyak
persamaannya. Tapi dalam kenyataannya kedua hal ini berbeda dengan Suatu benturan terjadi karena jatuh,
terbentur, terjepit dan lain sebagainya. Kesungguhan yang terjadi pada suatu
benturan tergantung pada tempat dimana halini terjadi. Ini pada umumnya sering
menjadi perhatian utama. Karena pada benturan terdapat pembuluh darah yang
pecah, maka terjadi perdarahan dibawah kulit
Tanda-tanda
terjadinya benturan adalah:
a)
Sakit
b)
Pembengkakan
c)
Berwarna
(tempat berwarna biru)
d)
Kadang
kehilangan fungsinya, karena sakit dan bengkak Pertolongan pertama tertuju pada
tindakan untuk menghentikan perdarahan. Untuk ini kita letakkan bagian yang
terbaru 10 menit kedalam air dengan yang mengalir, atau kita letakkan kompres
es atau yang disebut “cold packs” pada tempat yang sakit.Setelah itu kita ambil
kain perban tekan dan bebat bagian yang terbentuk dan meletakkan bagian yang
terbentuk lebih tinggi agar dapat diistirahatkan
PATAH
TULANG
Patah tulang Patah tulang adalah terputusnya hubungan tulang yang normal
Jenis patah
tulang terbuka:
a)
patah
tulang belakang, Sulit ditentukan bila keliru akan fatal Pertolongan: bila
korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung dan
nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar
dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai
b)
Patah
tulang panggul ,Sulit menentukannya Pertolongan: bila korban jatuh terduduk
atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk duduk, maka langsung saja di
transportasi dalam keadaan berbaring
c)
Patah
tulang rusuk .Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan
napas tertahan .Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan
daerah dada arena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru yang akan
berakibat fatal. Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung,
memutar ke dada, secara perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam
keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak tertekan.
d)
Patah
tulang kecil-kecil.
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam
bola kasae kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia
dan jari-jari kaki cukup langsung dipasang perban elastic
TENGGELAM
Sebagai perawat orang sakit anda jarang
berhadapan dengan masalah orang
yang tenggelam. Satu-satunya
tempat dimana bisa terjadi seorang tenggelam adalah dikamar mandi. Anda
harus hadir disana juga. Hanya dengan cara ini nada akan tahu kapan pasien yang
bersangkutan membahayakan dirinya dikamar mandi. Dalam hal terjadi demikian
maka harus diupayakan agar kepala pasien tetap berada diatas air dan sementara
itu air dari bak dikeluarkan agar kosong dan pada waktu yang bersamaan memanggil orang lain untuk minta bantuan.
Untuk menangani orang tenggelam diperlukan suatu reaksi yang cepat.
Pada
kejadian tenggelam di mana individu tersebut tak sadar kita dapat melihat tanda-tanda yang berikut ini:
a)
warna
kebiru-biruan sampai keabu-abuan
b)
tidak
bereaksi jika diajak bicara
c)
tidak
bereaksi pada rangsang sakit
d)
tidak
terlihat gerak pernapasan
Jika kita melihat
tanda-tanda ini, cepat-cepat
kita harus lakukan pernapasan buatan dengan cara mulut
ke mulut atau mulut ke hidung. Setiap detik kita tunda,
akan berarti berkurangnya kesempatan
untuk memulihkan korban kembali, oleh karena otak hanya dapat
waktu yang pendek dapat bertahan tanpa zat asam, dan
segera agar rusak
dan tak dapat
dibutuhkan lagi .cara melakukan pernapasan
mulut-mulut itu mulut-hidung. Setelah pertolongan pertama diberikan pada korban
tenggelam, dokter harus memeriksa korban
TERBAKAR
Kebakaran adalah kecelakaan yang
paling sering terjadi. Setiap orang mungkin pernah mengalaminya terbakar, atau
kita melihat akibat-akibat kebakaran pada seorang lain. Luka bakar dapat
berbeda-beda dalam luas permukaan yang terbakar
dari kecil sampai besar, dan juga berbeda dalam akan kedalaman lukanya.
Sebab dari luka bakar biasanya bersatu . kebakaran dapat terjadi karena :
Ø kontak dengan cairan-cairan yang
panas seperti air panas, minyak/lemak yang panas, kontak dengan benda yang
panas seperti : setrika, panci / ketel, dll
Ø kontak dengan api, seperti pada suatu
alat pembakar atau korek api
Ø kontak dengan sinar matahari misal terlalu
lama berjemur listrik,
Ø minum atau zat-zat yang menggigit
seperti air raksa, asam cuka, yang dapat menimbulkan luka bakar pada lapisan
lendir dalam saluran pencernaan kita.
Keseriusan suatu luka bakar dapat dilihat dari derajatnya :
a)
Luka
bakar derajat pertama : kulit menjadi
merah, agak membengkak dan terasa sakit
b)
Luka
bakar derajat kedua : kulit menjadi merah, kulit melepuh, dan tempat yang
terkena sakit
c)
Luka
bakar derajat ketiga : kulit (jika ada nyala api) menjadi putih atau putih atau
kekuning-kuningan dan kering. Bagian yang terkena tak terasa sakit
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
P3K adalah upaya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama
pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan
korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap
dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan :
1. Penolong mengamankan diri
sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi
atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai tempat Kejadian jika
diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan Menghubungi Tim
Medis
6. Tindakan P3K
Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:
1. Menoreh bekas luka gigitan
hewan berbisa.
2. Mengoles mentega pada luka
bakar.
3. Menghentikan pendarahan
dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan (torniquet)
diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas
pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahkan korban tabrakan
dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada
benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk
menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada
kondisi dimana jari-jari sudah mulai
membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan
alkohol untuk mengurangi demam.
good
BalasHapussemoga membantu untuk kalian kalian yg butuh tugas makalah seperti ini
BalasHapus